Hari ini kita back to school dengan postingan blog ala-ala, alias apa yang ada di tas kantor saya sehari-hari. Ketika berlangganan majalah remaja dulu, at least kita bakal nemu satu-dua artikel begini mengenai artis yang kita suka. Buat yang kangen, Darling Magazine punya rubrik yang didedikasikan untuk ini, What’s in My Bag Wednesdays --  so go read them!

Saat blog booming dan semua orang punya blog termasuk tetanggamu, konten sejenis populer di blog berbasis fashion and lifestyle. Di masa kini, konten serupa bergulir dalam bentuk baru di Youtube, Reels Instagram, atau TikTok.

So, this kind of content is still happening and now I’m gonna write about it too.

Saya bukan artis, tapi apa gunanya blog sendiri kalau nggak dimanfaatkan buat hal begini kan? (HOHOHO). Jadi, meskipun nggak ada yang pengen tau isi tas saya, saya akan jadi seleb di blog saya sendiri dan ini waktunya ngomong ke kamera:

“Jadiii, buat yang penasaran, ini dia isi barang-barang yang ada di tas akuuuu!”

(ehem).

Catatan Selama Pandemi

Setelah postingan tentang tas kantor beberapa waktu lalu, saya jadi bener-bener niat pengen pakai lagi tas sehari-hari saya. Itu berarti ada hari yang saya lewatkan tanpa membawa si monster (disebut gitu soalnya gede dan kemampuannya sangar) ke kantor.

Maka, seminggu dua kali, saya pun mencoba ke kantor dengan tas yang biasa saya gunakan saat belum pandemi. Uuuuh bahagia banget somehow. Jelas lebih ringan dan lebih pede aja gitu bawanya, hahaha.

Ternyata aman-aman aja, selama saya nggak diminta edit video mendadak. Jadi, sejak bulan September, sesekali saya menukar tas ransel saya yang kayak armor itu dengan tas kantor yang biasa dipakai sehari-hari.

Di kantor, saya menggunakan laptop lama yang sedikit outdated--tapi masih lebih cukup kalau hanya untuk mengolah grafis. Kalau sudah kembali ke rutinitas normal, kemungkinan saya akan switch up: si monster disimpan di kantor, dan hanya dibawa saat weekend.

Terus? Saya bisa lebih sering pakai tas gemes dan bisa menjustifikasi diri untuk beli tas kantor lagi dong. #yeeee #inimaksudnya


Tas yang Digunakan: Povilo Siena in Taupe Color

Saat ini, saya hanya punya satu tas yang “layak” dipakai untuk ke kantor. I’ve outgrown my other bags: tersimpan di rumah orangtua, menunggu diseleksi saat waktunya tiba. Ada juga yang sekarang dipakai oleh adik saya.

Tas yang sekarang saya pakai sejak 2019. Povilo adalah merek tas yang saya suka banget meskipun baru punya satu produknya. Begitu beli langsung jatuh cinta. Dibuat dari bahan sintetis yang berkualitas, jahitannya baik, dan modelnya klasik.

Selain warna Taupe, Povilo juga menyediakan warna lain seperti hitam, merah, dan coklat. Tapi saya memilih warna Taupe karena it matches well with most of my wardrobe. Produk Povilo bisa dibeli di website Povilo, instagram, juga Tokopedia Povilo.

Obviously post ini dibuat tanpa sponsor, saya nggak segan merekomendasikan merek ini ke siapa aja yang lagi nyari tas brand lokal dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau. Sayangnya, karena banyak peminat, tasnya seringkali out of stock. Jadi kalau tas yang diinginkan sedang habis stoknya, ada baiknya bertanya pada admin lewat kontak yang tersedia.

Buy here: Povilo Siena in Taupe Color


Jadi, Apa Saja yang Ada di Dalamnya?

Karena pandemi, kegiatan saya nggak pernah jauh-jauh: kantor-rumah-kantor-rumah, sesekali ke toko atau tempat lain kalau ada keperluan. Karena setiap kali pergi cuma sebentar, gone are the days when I crammed everything into my bag. Tapi setelah dilihat-lihat, ternyata isinya masih banyak juga, hahaha.


The Personal Items

Kunci - Segebung kunci kontrakan dan berbagai duplikatnya, dengan gantungan kunci yang diberikan oleh mantan atasan yang saya sayang hehe. Kunci pintu kontrakan kami adalah kunci zaman dulu. Untuk itu, sebagai alasan keamanan, kami menambahkan gembok tambahan. Jadi gantungan kuncinya cukup berat.

Karena kontrakan saya pintu depannya ada dua, ini berarti ada dua kunci. Belum lagi kunci kamar dan kunci gembok (ada dua juga). Mudah-mudahan pas pindahan rumah, kunci rumah saya bisa jadi lebih enteng, karena jujur nih lumayan berat juga kayak bawa ponsel kedua.

Dompet - Dompet ini baru saya ganti beberapa bulan yang lalu. Asalnya saya pakai dompet yang berukuran panjang, tapi resletingnya rusak. Setelah itu saya galau mau pilih dompet panjang atau pendek, akhirnya saya pilih yang medium; cukup kecil untuk dipegang, tapi nggak terlalu kekecilan sampe nggak bisa nyelipin struk belanja (hehe).

Karena biasanya saya ngasal beli dompet, paling lama dia cuma tahan 2 tahunan. Yang ini dipilihnya benar-benar karena pengen dia awet lebih lama. Semoga saja begitu.

Buy here: Fossil Liza Multifunction - Brown

Ponsel - Sudah saya pakai hampir dua tahun: Redmi Note 10, yang saya beli setelah Xiaomi Mi A1 saya kecebur air (masih nangis kalo inget ini). Mikirnya nggak panjang-panjang, karena yang penting saya punya ponsel yang cukup prima dan tahan lama untuk ngantor dan berkegiatan sehari-hari. Belinya pun paroan sama suami karena waktu itu ga ada rencana samsek buat beli ponsel, jadinya bokek. :’)

Sedikit nyesel beli warna hitam karena saya biasanya ambil warna putih, tapi waktu itu adanya varian White Holo. Dulu sih mikirnya gak demen, sekarang saya baru sadar lebih nggak suka lagi kalau ponsel saya warnanya hitam. Ponsel ini masih akan saya pakai sampai titik darah penghabisan, jadi kalau belum rusak banget ya belum akan ganti. Sekarang baterainya agak drop tapi masih bisa dipakai. Plus, saya masih bisa pake casing-casing gemes buat dandanin dia, hihi.



The Pouch

Mayoritas perempuan biasanya punya that pouch di dalam tasnya. Isinya bisa bervariasi banget, tergantung kebutuhan personal yang digunakan sehari-hari. Jadi, menurut saya pouch ini yang justru lebih melambangkan keseharian dibandingkan tas secara keseluruhan.

Pouch yang saya pakai ini sisa souvenir pernikahan saya. Jadi, tentu saja ini buatan Ayah. Bagian kainnya sudah agak terurai, tapi tenang saja, saya masih punya beberapa pouch lain sejenis, sisaan acara nikahan.

Hand Sanitizer - Amenity yang dibawa kemana-mana sejak pandemi. Karena pandemi, saya punya beberapa scattered di rumah. Dikasih kantor kek, yang beli karena lupa kek, beli waktu stok belanja bulanan kek.

Cadangan Masker - Kalau di kantor saya biasa ganti setelah sholat dzuhur, jadi saya simpan satu. Jenisnya macem-macem, mulai dari hasil flash sale Shopee sampai masker jatah dari kantor. Soalnya kalau nggak ganti jadi jerawatan….

Parfum - Gonta-ganti tergantung selera saya saat itu dan parfum mana yang lagi mau dihabiskan (HAHA). Seperti sudah saya ceritakan sebelumnya, saya lebih suka beli parfum ukuran kecil karena senang gonta-ganti. Kali ini yang lagi saya bawa adalah parfum klasik dari Issey Miyake, L'Eau D' Issey.

Baca juga: Of Wearing Fragrance, On a Budget

Sunscreen - Untuk dipakai setelah sholat karena terhapus wudhu. Saya tentu saja pakai Nivea Sun Serum SPF 50, yang sebelumnya sudah pernah dibahas di skincare routine. Kalau beli biasanya saya beli sekaligus dua atau tiga, soalnya suka ada bundel diskon.

Buy Here: Nivea Sun Serum SPF 50, Shopee

Lip Balm - Biasanya pakai Nivea lip balm, tapi kemarin sempat diberi teman dan baru saya buka sekarang setelah lip balm yang lama habis. Saat ini saya pakai dari Nuxe. Enak karena nggak ada bau dan warna, tapi tetep aja suami saya nggak mau pakai. Hahaha!

Buy here: Nuxe Lip Moisturizing Stick Reve de Miel

Pembalut - Wajib ada karena tamu bisa datang kapanpun dan dimanapun. Dan karena saya seringkali lupa refill kalau lagi dapet. Untungnya kantor sedia stok pembalut di kotak P3K, tapi masa iya minta punya kantor terus.


The Tech

Sejak kecil saya termasuk tech-savvy, jadi cukup banyak barang-barang seperti ini ada di tas saya. Utamanya sih buat kebutuhan sehari-hari alias ngantor, tapi saya juga ternyata cukup kesepian kalau nggak ada barang-barang ini di tangan haha.

Hardisk Portable - Nggak nampak karena lagi dipake #yha. Ukuran ekstra karena file-file yang saya punya besar. Bukan file film, sayangnya, tapi kumpulan footage kerjaan kantor. Awalnya pakai ini karena pandemi; semua file jadi harus saya bawa on the go, dan saya nggak tahu file mana yang akan dipakai setiap harinya.

Sekarang, kantor saya memberikan fasilitas unlimited google drive, jadi ini nggak terlalu diperlukan setiap saat. But still, saya membuat backup kalau-kalau file di komputer tidak bisa diakses. Sebulan sekali saja backup-nya.

Buy here: Seagate Backup Plus 5TB

Kindle Basic 2019 - Saya sudah pernah review lengkap di postingan blog ini, jadi nggak cerita banyak-banyak ya. Benda ini sangat membantu saya membaca lebih banyak!

Buku yang saya baca naik berkali-kali lipat sejak memiliki ini. Biasanya 2-3 buku setahun doang (wkwk sedih), tahun ini saya sudah baca 12 buku. Dengan Kindle saya nggak perlu bingung mau baca buku yang mana kalau lagi bosan, karena semuanya ada di satu device. Bisa baca kapan aja karena ringan banget, nggak nambah-nambah isi tas.

Baca juga: E-Reader, Alternatif bagi Si Pembaca yang Sulit Menyediakan Waktu

Device Kindle ini sudah cukup lama rilis. Jadi kemungkinan Amazon akan menerbitkan versi refresh-nya saat natal tahun ini. Baru perkiraan sih. Versi saya ini 4GB, sedangkan versi terakhir hanya tersedia yang versi 8GB. Ada juga versi lebih bagusnya, Paperwhite; keluaran tahun 2018, tapi dengan fitur yang lebih baik.

Buy here: Kindle Basic 2019

Earphone - Barang kecintaan yang sangat bermanfaat. Ketika lagi bosen, ketika ingin kerja tanpa diganggu, dan lagi pengen dengerin lagu pakai totalitas. Juga berfungsi untuk menghindarkan kita dari obrolan kalau lagi males. (Haha).

Earphone yang saya pakai ini sudah tiga tahun, beli dari JBL waktu diskon. Pernah pakai yang lebih mahal--edisi sok-sokan ingin jadi audiophile--, malah lebih cepat rusak. Jadinya saya berpegang pada merek JBL ini, dan alhamdulillah sejauh ini testimoninya memuaskan!

Buy here: JBL basic earphone T110/C150SI

Charger - charger ponsel, utamanya, lalu charger jam tangan (kebetulan sedang pakai Mi Fit) dan kadang-kadang charger Kindle juga, kalau saya lupa charger di rumah. Beruntungnya kerja di depan meja adalah nggak perlu khawatir charge perlengkapan elektronik di mana. Orang nggak kemana-mana juga kok.


Barang Lainnya

Buku Tulis dan Pulpen - Meskipun kerja di depan komputer terus, saya juga masih perlu buku tulis dan pulpen untuk bekerja. Setelah bertahun-tahun, saya sudah menerima proses planning saya yang hybrid: Nulis to-do list dan reminder di buku tulis (kayak bullet journal, tapi bukan juga sih), untuk penjadwalan saya pakai Google Calendar.

Karena suka dapet notebook, entah pemberian orang atau dari rapat dan acara yang dihadiri, sampai sekarang saya masih ngabisin notebook-notebook itu. Gak estetik tapi bisa dipake, jadi mari kita gunakan terus.

Struk Belanja - adalah tumpukan dosa yang dibawa-bawa tapi lupa terus buat dimasukin ke spreadsheet pengeluaran, atau diputuskan untuk dicuekin karena denial.

Karet Rambut - saya lebih gampang nemuin karet rambut di tas daripada di rumah, malah suka berceceran kemana-mana. Jadi kalau nemu ikat rambut nganggur, langsung saya masukin ke tas.

Other Wishlist

Tadinya saya bermaksud menambah satu atau dua tas lagi over the years, tapi pandemi datang dan menjadikan beli tas jadi prioritas kesekian. Nggak masalah sih, karena bisa dibilang tas saya ini sangat fleksibel dipakai kemana-mana. Tapi, saya masih ingin menambah satu tas lagi yang bisa dipakai jadi weekend bag.

Saat ini kalau pergi semalam, saya masih pinjam tas suami yang modelnya nggak cantik (HEHE). Hasil browsingan saya sudah saya simpan di postingan sebelumnya, jadi ketika akhirnya saya rela mengeluarkan uang untuk beli tas baru, tinggal melototin post itu lagi.

Baca juga: Edisi Kangen WFO: Pilihan Tas Kerja Wanita Terbaik dan Serbaguna

Jadi: Gimana dengan tas yang kamu pakai? Atau mungkin mau bikin post juga tentang ini? Kalo bikin, bilang-bilang ya!

Salam,
Mega