Aplikasi yang membantu untuk blogging, apa saja?
pexels; by Ivan Samkov

Terhitung sejak awal tahun, saya lumayan rajin ngeblog bila dibandingkan dengan track record saya sebelumnya. Kalau teman-teman memperhatikan, sebelumnya, blog ini rata-rata hanya di-update setahun beberapa kali.

(Itu dari enam tahun usia blog ini lho. Sad banget kan?)

Terakhir kali saya banyak nge-blog itu kayaknya waktu masih kuliah, ketika belum pakai blog yang ini. Dulu saya bisa nge-blog seminggu tiga kali. Kontennya memang beda jauh sih, jadi memang berpengaruh pada kecepatan saya nge-blog.

Hm, Tapi cukupkanlah mengenang masa lalu. Kenyataannya di awal tahun 2021 ini, saya cukup puas dengan rentetan tulisan ke belakang. Semoga bisa bertahan seterusnya.

Hal yang utama tentu karena disiplin menjadikan menulis kegiatan rutin. Selain itu, saya juga dibantu beberapa aplikasi yang memang memudahkan saya dalam nge-blog. Konsistensi membuat workflow saya lebih tertata juga.

Ada lima aplikasi yang rutin saya pakai. Siapa tahu bisa jadi referensi teman-teman atau malah twinning, karena yang kita pakai sama! :D

Riset Topik dan Perencanaan: Notion

Notion untuk mempermudah perencanaan blogging

Saya baru aktif menggunakan Notion awal tahun 2021. Sebelumnya, untuk perencanaan, saya menggunakan Trello. Tapi Trello terlalu membatasi, dan untuk fasilitas tertentu saya harus membayar.

Kebetulan dapat Notion pro plan gratis karena email kantor, jadi saya gunakan saja. Namun versi gratis pun cukup untuk pemakai kasual, menurut saya.

Notion adalah aplikasi berbasis database, yang memberikan kebebasan pada kita untuk mengelola data. Satu jenis data bisa ditampilkan sebagai tabel, diagram, kalender, bahkan timeline view.

Saya mengopi template kalender perencanaan dari template base. Di setiap poin, saya menaruh rencana post sesuai dengan kondisinya saat ini. Bisa dilihat, poin terpanjang ada di bagian “no status”, karena memang itu baru sekadar ide. Hasil akhirnya bisa jadi sangat berbeda.

Di setiap kartu yang dipakai, saya bisa mengisinya dengan bahan riset: artikel yang diperlukan sebagai sumber, catatan tambahan, dan kerangka. Pokoknya gambaran sangat-sangat kasar, biasanya berupa poin-poin.

Draft Kasar: Google Docs

Menggunakan google docs untuk draft blogging.

Setelah ada gambaran kasar, saya mengetik keseluruhan post di Google Docs. Google Docs terasa nyaman untuk saya karena bisa diakses dari mana saja, tampilannya familier, dan tidak neko-neko. Tetap bisa dipakai offline juga, meskipun terbatas.

Saya tidak akan memindahkannya ke draft blogger sebelum tulisan di sini selesai. Setelah selesai, saya akan mengeditnya dalam interval waktu beberapa hari. Saat merasa sudah final, saya kembalikan lagi draft ini ke “kartu” yang ada di Notion.

Mengapa saya kembalikan? Ini karena Google Docs, anehnya, tidak bisa mengadaptasi susunan heading milik blogger. Sementara itu Notion lebih friendly dengan shortcodes: saya nggak usah ribet format ulang tulisan saat dimasukkan ke blogger.

Setelah drafting di google docs, tulisan dikopi ke halaman Notion dan difinalisasi. Selain sebagai arsip, saat di-copas dari Notion ke blogger, dokumen langsung siap tampil. Sementara apabila di-copas dari Google Docs langsung ke blogger, yang ada malah merusak tampilan.

Desain Gambar dan Foto: Adobe Photoshop


Ini adalah aplikasi favorit yang saya gunakan sehari-hari untuk bekerja. Untuk orang awam, aplikasi ini bisa jadi too much dan terlalu banyak fitur. Memang betul, untuk blogger, Canva sudah lebih dari cukup sebagai pengolah gambar.

Saya sendiri pakai Adobe Photoshop karena sudah kebiasaan. Beruntung juga karena dapat fasilitas kantor. Pakai Canva hanya kalau kepepet. Coba pakai Lightroom untuk foto malah pusing. Ini saya nilai jadi kelemahan--karena kesulitan beradaptasi.

Fitur yang saya gunakan itu-itu saja: Membetulkan saturasi warna dan tone, menambahkan teks, menambah tekstur, kadang-kadang clipping mask kalau sedang mood membuat kolase, seperti yang saya tampilkan di beberapa post di blog ini.

Selain Adobe Photoshop, kadang saya juga menggunakan Illustrator kalau harus mengolah vektor gratisan, atau Indesign ketika akan me-layout teks. Tapi ini jarang sekali, karena untuk blog, saya berusaha mengolah gambar sesederhana mungkin.

Pekerjaan akan lebih cepat selesai kalau gambar-gambar yang dibutuhkan sudah ada, jadi usahakan kumpulkan gambar dulu sampai lengkap, baru olah.

Post-Penerbitan: Milkshake


Ini adalah aplikasi kecil yang saya temukan tahun kemarin. Milkshake adalah mini-website yang dibuat khusus untuk blogger/vlogger/content creator, basically. Pengaturannya bisa full dilakukan dengan aplikasi yang tersedia di Google Play Store maupun Apple Store.

Setiap orang bisa mendapatkan url khusus untuk mini-website-nya, yang terdiri dari pilihan card. Card ini semacam “halaman” website kita, yang bisa diisi sesuai keperluan. Ada pilihan card untuk biodata, link sharing, bahkan video.

Dengan tampilan yang mudah untuk dimodifikasi (Nggak usah dimodifikasi pun nggak apa! Karena tampilan awalnya sudah sangat bagus), kemudahan mengedit dan menawarkan sesuatu yang lebih dari platform sejenis seperti linktree, menjadikan Milkshake yang terbaik saat ini.

Web milkshake saya ada di msha.ke/tinydolce. Saya tidak meng-update instagram, tapi link di milkshake tetap diperbarui sesekali.

Membaca Konten: Feedly


Saya tidak menggunakan blogger reading list karena kurang nyaman di mata. Sebelumnya, saya juga pernah menggunakan Bloglovin, aplikasi yang populer di kalangan lifestyle blogger, namun platform ini terlalu clunky dan tidak memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Setelah itu, saya berpindah ke Google Reader. Namun baru beberapa bulan, ternyata google memutuskan menutup fasilitas tersebut. Feedly muncul sebagai alternatif Google Reader, dan untungnya, setelah sekian tahun memakainya, dia masih ada dan masih menyenangkan. Ini sudah tahun ketujuh saya bersama Feedly. Ciye...

Tampilan Feedly simpel dan melakukan tugasnya sebagai rss reader dengan baik: membuat blog lebih mudah untuk dibaca. Setiap web juga dapat dibagi menjadi per kategori sehingga saya bisa membaca satu topik dengan fokus, tanpa terganggu topik lainnya.

Untuk menambahkan website saya tinggal memasukkan link, menunggu dia mencarikan rss-nya, dan menyimpannya sesuai kategori yang saya buat. Setiap kali ada post baru dia akan muncul di feed reader.

Feedly tersedia sebagai aplikasi Playstore maupun Apple Store. Versi gratisnya cukup untuk menampung website-website yang biasa diikuti setiap harinya.

Aplikasi apa yang sangat membantu kalian untuk blogging? Share on!