Minggu ketiga di tahun 2021, dan akhirnya saya muncul lagi di blog ini setelah setengah tahun hehehe. Ternyata kalau dihitung lama banget, padahal kayaknya saya cuma menunda menulis "sebentar saja". 

Seminggu jadi sebulan, sebulan jadi dua bulan, lha... tahu-tahu ganti tahun. Padahal tahun kemarin, setelah hiatus di bulan Juli, saya berencana akan muncul lagi bulan September. Terus tebak setelah itu saya nulis blog lagi kapan? 

Hehehe. Betul. Di tahun berikutnya. *dikeplaks*

Namun, bisa dibilang, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, saya jauh lebih banyak menulis di tahun 2020 itu. Juga memutuskan untuk "terjun" di blogosphere, sesuatu yang tidak saya lakukan sebelumnya. Jadi, sesungguhnya, saya lumayan berbangga hati. 

Berhubung sekarang tahun baru, saatnya saya mengevaluasi dan berencana untuk tahun ini. (Meskipun agak telat karena sudah minggu ketiga, nggak apa-apa ya).

2020: Back to Blogging, Work from Home, and Writing Slump


Back to Blogging


Tahun 2020 menandai banyak hal baru dalam hidup saya (dan mungkin kita juga): pertama kali saya hidup serumah dengan orang lain, pertama kali jadi istri--InsyaAllah ngga usah ada coba-coba lagi ya--, dan yang paling utama, pertama kali mengalami dunia dalam pandemi. 

Saya kira kehidupan baru saya sebagai perempuan yang sudah menikah akan jadi faktor utama pengubah ritme kehidupan, namun rupanya pandemi-lah yang mengubah ritme hidup saya betul-betul. Pandangan soal pandemi ini sudah saya ulas sebelumnya di sini.

Mulai dari Work From Home, berusaha untuk menjaga diri, nggak bisa kemana-mana, lalu berani kemana-mana tapi cautious, sempat stres juga. Saya pernah cerita lebih lanjut di sini.

Di tahun ini saya juga mulai menulis lagi, bertemu dengan teman-teman baru di blogosfer dengan tulisannya yang bagus-bagus seperti mbak Rey, mbak Eno, mbak Jane, mas Anton, mbak Roem, dan Lia yang adorable. Huhuhu pokoknya saya senang tiap minggu selalu ada bahan bacaan. 

Terlebih karena kantor baru mulai beradaptasi dengan Work from Home, jadi pekerjaan belum datang terlalu banyak - meskipun seringkali nggak teratur dadakannya. Saya jadi bisa mengatur rencana dan melakukan research tulisan dengan leluasa.

mulai kerja di rumah; dokumentasi lama.


Work from Home


Masuk pertengahan tahun, akhirnya kantor mulai back to the groove dengan pekerjaan. Karena sebelumnya kinerja kurang optimal, pekerjaan jadi bertumpuk dan lebih banyak yang harus diselesaikan. Belum lagi perubahan metode kerja membuat jobdesk saya jadi bertambah dengan hal-hal yang sebelumnya tidak ada. Saya mulai losing track, terlebih dengan menulis.

Setelah itu, akhirnya saya memutuskan untuk memilih satu saja: mengoptimalkan bekerja (dalam dua hal yang saya incar), dan melakukan yang lain semampunya. Hal ini termasuk menulis. 

Di bulan-bulan ini, saya melakukan kesalahan dengan berusaha menyelesaikan beberapa hal sekaligus; baik di sisi pekerjaan, keinginan, dan tanggung jawab di komunitas lain. Fokus saya terpecah, dan pada akhirnya saya tidak mendapatkan semuanya.

Karena sifat perfeksionis berlebih, ketika saya merasa gagal, jadinya tidak ingin melakukan apa pun. Saya tenggelam dengan pekerjaan, itu juga tidak optimal. Sesungguhnya, bulan-bulan ini rasanya berat. Lucky I can take a break every now and then, terima kasih buat suami saya yang badut banget serta teman-teman saya yang menghibur (dengan kebadutan lainnya tentunya).

Meskipun begitu, perasaan "gagal" tadi masih berasa. Karena saya memilih untuk fokus ke pekerjaan - di mana saya menjadi karyawan di kantor yang aturannya cukup rigid dan sulit menentukan kontrol untuk hal-hal yang saya kerjakan. Pergantian manajemen juga membuat penyesuaian bertambah.

Sesungguhnya, hal yang membuat saya merasa "utuh" dan "mencapai sesuatu" adalah dengan menulis atau mendesain/menggambar untuk diri sendiri. Meskipun setiap hari banyak yang saya selesaikan dan saya sering bekerja dari habis subuh dan malam hari, tetap saja rasanya ada yang kurang. Sementara untuk kembali menulis di blog, saya merasa tidak maksimal.

Writing Slump + Break


Seperti bola salju, perasaan negatif itu pun berlanjut.

Tumbuh perasaan insecure ketika melihat post teman-teman, apalagi bisa aktif, karena saya merasa tidak bisa melakukan hal yang sama. Saya hanya bisa menulis, itu pun dengan interval waktu lama, dan tidak bisa "membalas" atau "mengikuti perkembangan" teman-teman dengan blognya masing-masing. 

Timbul perasaan bersalah, padahal untuk apa juga? Kepada siapa saya bersalah? Yah, namanya juga stres, ya kanπŸ˜„

Perasaan itu jadinya malah membuat saya benar-benar mundur dari blog untuk sementara waktu. Saya sadar bahwa berpikir seperti itu adalah hal yang salah, jadi saya memutuskan untuk istirahat dan benar-benar tidak "main" ke blog, sama sekali. Saya berpindah melakukan hobi saya yang lain.

Begitulah, selain hobi yang lain, harus diakui bahwa saya juga terlena menghabiskan waktu di sosial media sehingga tidak "menghasilkan" apa-pun.  ^_^ Ada rasa takut untuk memulai karena saya sudah merasa sulit duluan, dan tidak ingin merasakan perasaan insecure tersebut. 

Begitu juga membaca blog post teman-teman, apalagi berkomentar. Berat sekaliiii karena ingat dengan kegagalan diri sendiri. Padahal orang lain juga pasti sama sibuk, tapi kok diri sendiri nggak bisa menyeimbangkan? 

Jadinya saya lurking-lurking aja, nggak ikutan ngobrol-ngobrol. Padahal nggak ada hubungannya, ya :'( 

Sampai akhir tahun pun, masih kerja di rumah.

2021: One Thing at a Time


Seperti biasa, tahun baru selalu jadi salah satu momen di mana kita bisa lebih hopeful terhadap apa yang akan dikerjakan.

Sebelumnya, saya terbiasa planning out tulisan saya dari beberapa post sebelumnya. Riset dilakukan bertahap, pokoknya harus disiplin. Tidak heran, ketika terlewat sekali saja, saya langsung kelabakan dan merasa gagal, he he. Kembali lagi, sifat perfeksionis saya menghantam: saya bisa saja menyelesaikan satu tulisan, tapi nggak jadi di-post karena tidak menemukan gambar yang cocok atau tidak sesuai dengan rencana. Begitu, deh...

Saya sadar ini karena fundamental disiplin saya masih belum baik. Sebelum menulis untuk orang lain, baiknya saya memenuhi komitmen menulis untuk diri sendiri. Yaitu setiap hari. Tidak perlu terikat dengan ketentuan harus post artikel seperti apa dan bertopik apa.

Nggak macam-macam deh sekarang, saya nggak bikin plan heboh dulu. Terlebih setelah vakum cukup lama. Soal di-post atau tidak, itu urusan nanti, yang penting saya harus membiasakan diri kembali untuk show-up alias menulis di waktu yang telah ditentukan. Semoga tengah tahun nggak turun semangat lagi ya.

Saya juga nggak akan terlalu ketat, yang penting menulis setiap hari sudah cukup - baik untuk post, maupun untuk yang lain. Untuk sementara, saya juga belum bisa blogwalking dulu dengan rajin, karena mau memenuhi janji dengan diri sendiri dulu. 

Maka dari itu, percayalah teman-teman, saya masih suka lurking dan membaca postingan blog favorit - terutama orang-orang yang tertulis di atas - namun jarang sekali meninggalkan komentar karena ya, masih fokus dengan disiplin muncul dan menulis dulu.

Sesuai tagline saya untuk 2021 ini, One Thing at a Time.πŸ™‚ Setelah ini bisa berjalan baik, baru saya berlanjut ke langkah berikutnya.

Semoga rencana teman-teman untuk 2021 juga bisa terlaksana dengan baik!


: : DOWNLOAD WALLPAPER: ONE THING AT A TIME : :
Desktop // Centered (suitable for phone and tablet)

Salam,
Mega