flower pattern by Maggie Humphrey.

Saya lebih sering ingat tanggal lahir Ibu--empat belas September--daripada hari ketika Ibu meninggal. Secara sadar, sebenarnya saya cenderung lebih memilih haul alias tanggal meninggal untuk diingat, karena pada umumnya itu yang dihitung. Berapa tahun setelah almarhum/ah meninggalkan. Tapi alam bawah sadar saya lebih suka ingat bulan September tanggal empat belas, mungkin karena saya lebih suka merayakan pertambahan usia daripada tahun-tahun setelah kehilangan.

Di keluarga yang menganggap ulang tahun sebagai momen numpang lewat, mengingat ulang tahun Ibu adalah hal yang istimewa. Tahun ini adalah tahun kesembilan. Suara yang dulu bisa didengar setiap hari sudah tidak begitu saya ingat, wajah yang tersisa tinggal kenangan yang bisa dilihat di layar atau di kertas cetakan. Wajah saya berubah, wajah Ibu tidak. Pengalaman saya bertambah, pengalaman Ibu tidak.

Kadang-kadang, ada rasa berdosa karena saya tidak bisa ingat Ibu secerlang yang dulu; karena saya semakin lama semakin merasa jauh dari beliau. Waktu Ibu berhenti di sembilan tahun yang lalu, dan saya tumbuh, bersama dengan adik-adik dan Ayah. Ibu ada di belakang, di bawah tanah, dan ada begitu banyak hal yang saya lewati tanpa beliau.

Saya masih ingin bercerita pada Ibu. Tentang keadaan saya dan adik-adik, tentang saya dan Ayah, tentang pekerjaan, dan rumah. Tentang percakapan yang hanya untuk Ibu dan anak perempuannya. Serta masih banyak lagi yang lainnya.

Banyak hal yang ingin disampaikan, tapi tak ada lagi yang bisa saya dengar dari beliau. Rasanya jadi tidak adil. But I guess that's my way to remember. Agar beliau selalu ada di sini, biarpun waktunya berhenti, agar saya senantiasa ingat dan dapat menyentuh beliau--dengan cara yang tak kasat mata.

Selamat ulang tahun ke-50, Ibu. I'll keep writing for you.